KOMODITAS TERNAK

  


Pembahasan Komoditas Ternak di Jurusan Agribisnis Ternak Unggas (ATU) SMK Negeri 1 Kedawung Sragen

1. Pengantar: Memahami Konsep Komoditas Ternak

Komoditas ternak adalah segala jenis hewan yang dibudidayakan untuk diambil manfaat dan hasil produknya guna memenuhi kebutuhan manusia serta memiliki nilai ekonomis. Manfaat ini bisa berupa produk utama (daging, telur, susu), produk sampingan (kulit, bulu, tulang), hingga jasa (tenaga kerja).

Di Jurusan Agribisnis Ternak Unggas (ATU) SMK Negeri 1 Kedawung, konsep ini dipersempit dan fokus pada unggas , yaitu jenis ternak yang menjadi primadona dalam penyediaan protein hewani yang cepat, efisien, dan terjangkau bagi masyarakat. Siswa tidak hanya belajar cara memelihara, tetapi juga mengelola keseluruhan proses dari hulu hingga hilir sebagai sebuah agribisnis .

2. Komoditas Utama Ternak Unggas yang Dipelajari dan Dipraktikkan

Berdasarkan kurikulum dan praktik umum di SMK jurusan ATU, berikut adalah komoditas utama yang kemungkinan besar menjadi fokus pembelajaran di SMK Negeri 1 Kedawung, lengkap dengan contoh nyata dalam lingkungan sekolah:


A. Ayam Pedaging (Broiler)


Ini adalah komoditas paling umum dan fundamental. Tujuannya adalah memproduksi daging dalam waktu yang relatif singkat (sekitar 28-35 hari).

  • Contoh Nyata di Lingkungan SMK:

    • Pembibitan/Pengadaan Bibit: Sekolah melalui unit produksi (Teaching Factory) mendatangkan bibit ayam umur sehari atau Day Old Chick (DOC) dari perusahaan kemitraan (misalnya Charoen Pokphand, Japfa Comfeed, atau hatchery lokal). Siswa belajar cara menerima DOC yang baik, menimbangnya, dan melakukan seleksi awal.

    • Proses Pemeliharaan: Siswa secara terjadwal melakukan praktik di kandang pos (lantai sekam) yang dimiliki sekolah.

      • Manajemen Pemanasan ( Brooding ): Siswa bertanggung jawab mengatur suhu di dalam brooder (indukan buatan) menggunakan pemanas gas (seperti gasolec) untuk menjaga kenyamanan DOC di minggu pertama.

      • Manajemen Pakan & Minum: Siswa belajar memberikan pakan sesuai fase pertumbuhan (fase starter , grower , dan finisher ) dan memastikan ketersediaan air minum melalui tempat minum manual atau nipel otomatis. Mereka juga mengajarkan menghitung FCR ( Feed Conversion Ratio ) untuk mengukur efisiensi pakan.

      • Biosekuriti: Siswa menerapkan prosedur biosekuriti ketat, seperti program celup alas kaki di desinfektan sebelum masuk kandang dan melakukan penyemprotan kandang secara rutin untuk mencegah penyakit.

    • Panen dan Pascapanen: Setelah mencapai target bobot (misalnya 1,8 - 2,2 kg), siswa ikut serta dalam proses pemanenan. Mereka belajar teknik menangkap ayam yang benar untuk mengurangi stres. Hasil panen ini biasanya dijual kepada guru, karyawan, warga sekitar sekolah, atau bahkan dipasok ke kantin sekolah sebagai bahan baku.


B. Ayam Petelur (Layer)


Komoditas ini berfokus untuk menghasilkan konsumsi telur secara massal dan berkelanjutan. Siklus produksinya lebih panjang dibandingkan ayam pedaging.

  • Contoh Nyata di Lingkungan SMK:

    • Pengadaan Bibit: Sekolah biasanya membeli ayam dara siap bertelur (pullet) dari peternak atau pembibit terpercaya untuk mempercepat proses produksi. Siswa belajar ciri-ciri pullet yang berkualitas.

    • Proses Pemeliharaan: Praktik dilakukan di kandang baterai (kandang individu).

      • Manajemen Pemeliharaan: Siswa bertugas memberikan pakan setiap hari, membersihkan tempat minum, dan yang terpenting, melakukan kontrol kesehatan harian. Mereka belajar mengamati tingkah laku ayam untuk mendeteksi dini penyakit.

      • Manajemen pencahayaan: Siswa mengajarkan pentingnya program pencahayaan di kandang untuk merangsang produksi telur agar tetap optimal.

    • Panen dan Pascapanen:

      • Pengumpulan Telur: Setiap hari (biasanya pagi dan sore), siswa bertugas mengumpulkan/mengumpulkan telur dari setiap kandang baterai dan langsung mencatat jumlah produksinya ( produksi telur ).

      • Sortir & Pembersihan: Telur yang dikumpulkan kemudian disortir berdasarkan ukuran (grading), dibersihkan dari kotoran yang menempel (biasanya pembersihan kering), dan dikemas dalam nampan telur.

    • Pemasaran: Telur hasil produksi unit ternak ini menjadi produk unggulan sekolah. Biasanya dijual langsung kepada "pelanggan tetap" dari kalangan guru, siswa, dan masyarakat sekitar. Ini menjadi praktik langsung kewirausahaan bagi siswa.


C. Ayam Kampung Unggul (JOPER/KUB)

Ayam kampung memiliki segmen pasar tersendiri karena rasa dagingnya yang lebih gurih dan harganya yang lebih tinggi. Jenis yang biasa dikembangkan adalah Ayam Joper (Jowo Super) atau KUB (Kampung Unggul Balitbangtan) yang pertumbuhannya lebih cepat dari ayam kampung biasa.

  • Contoh Nyata di Lingkungan SMK:

    • Pembibitan Skala Kecil: Jurusan ATU mungkin memiliki mesin tetas (inkubator) skala kecil. Siswa dapat mempelajari proses dari awal: memilih telur tetas yang subur, mengoperasikan mesin tetas, hingga membantu proses penetasan. Hal ini memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang siklus kehidupan unggas.

    • Pemeliharaan: Sistem pemeliharaan bisa semi-intensif (kandang dengan umbaran terbatas) atau intensif. Siswa belajar tentang pakan alternatif atau pakan buatan sendiri untuk menekan biaya, yang sering menjadi tantangan dalam budidaya ayam kampung.

    • Pemasaran: Target pasarnya lebih spesifik, seperti warung makan yang menyediakan menu ayam kampung atau dijual pada momen tertentu seperti menjelang hari raya.


D. Burung Puyuh (Quail)

Puyuh merupakan komoditas unggas mini yang sangat potensial karena siklus produksinya yang sangat cepat (mulai bertelur berumur 40 hari) dan tidak memerlukan lahan yang luas.

  • Contoh Nyata di Lingkungan SMK:

    • Praktik Kandang: Sekolah mungkin memiliki beberapa unit kandang puyuh bertingkat. Siswa belajar manajemen puyuh yang lebih detail karena ukurannya yang kecil, termasuk cara pemberian pakan yang berbentuk serbuk (mash) dan penanganan telur yang ukurannya kecil dan rapuh.

    • Produk Turunan: Selain menjual telur puyuh mentah dalam kemasan mika, siswa juga bisa diajarkan membuat produk makanan sederhana seperti sate telur puyuh yang dijual di kantin sekolah. Ini adalah contoh nyata diversifikasi produk.

3. Unsur Pendukung Agribisnis yang Menjadi Bagian Pembelajaran

Selain komoditas utama di atas, siswa Jurusan ATU SMK N 1 Kedawung juga mempelajari elemen-elemen pendukung yang krusial:

  1. Agribisnis Pakan Ternak: Siswa tidak hanya memberi pakan jadi, tetapi juga belajar dasar-dasar nutrisi ternak. Mungkin ada praktik membuat pakan alternatif dari bahan baku lokal (seperti bekatul, jagung giling, dll) untuk menekan biaya produksi.

  2. Kesehatan Ternak (Keswan): Siswa diajarkan secara praktik tentang program vaksinasi (misalnya vaksin ND/tetelo melalui tetes mata atau air minum), pemberian vitamin untuk stres, dan tanda-tanda klinis penyakit umum pada unggas.

  3. Manajemen dan Kewirausahaan: Ini adalah ruh dari "Agribisnis". Siswa belajar membuat pencatatan (recording), menghitung biaya produksi (HPP), menentukan harga jual, dan strategi pemasaran sederhana. Produk yang dijual dari unit praktik sekolah adalah sarana belajar bisnis yang paling nyata.

Kesimpulan

Di Jurusan Agribisnis Ternak Unggas SMK Negeri 1 Kedawung Sragen, “komoditas ternak” bukan hanya sekedar hewan yang dipelihara. Setiap ayam pedaging, ayam petelur, atau puyuh adalah sebuah proyek bisnis mini . Siswa belajar secara holistik, mulai dari memilih bibit, merawat dengan standar industri, menghasilkan hasil, hingga menjual produknya ke pasar. Lingkungan sekolah menjadi laboratorium agribisnis yang hidup, mempersiapkan lulusan yang tidak hanya siap bekerja di industri peternakan unggas, tetapi juga memiliki bekal kuat untuk menjadi wirausahawan muda di bidang yang sangat strategis ini.

Comments

Popular posts from this blog

merawat ayam petelur/layer

NGOBROL SANTAI"BUKU RESEP"BUAT KOMPUTER:PSEUDOCODE DI JURUSAN ATU SMK N 1 KEDAWUNG